PadaSelasa, (05/07/2022), tim menyambangi pesantren ramah difabel Mihrab Qur’an Al Fatih, di Cilengkrang, Kab. Bandung, Jawa Barat. “Setiap rupiah yang donatur sedekahkan melalui Masjid Nusantara, insya Allah kami sampaikan kepada yang berhak. Kali ini, kami menyalurkannya di pesantren ramah difabel pimpinan Ustadz Muhammad Isa ini
Alhamdulillaahdengan izin Allah, pembangunan Pondok Pesantren Tahfizh Madinah Qur’an telah dimulai dengan total area yang sudah siap bangun seluas 1.5 hektar. Tanah seluas 1.5 hektar ini sudah memiliki akta waqaf dan akan dibangun fasilitas pondok pesantren seperti masjid, gedung pesantren, gedung asrama, rumah guru, fasilitas olahraga
Kegiatan Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu'ul Quran, Kudus telah kembali normal di bulan Ramadhan 2022.Hal itu seiring pandemi Covid-19 yang sudah mengalami penurunan. Asal tahu saja, ponpes ini setara dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI), sehingga santrinya berusia anak-anak. Baca juga: Ponpes Futuhiyyah Mranggen Telah Jalani
JUDUL: MODEL PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI PESANTREN TAHFIDZ DAARUL QUR’AN BANDUNG Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah. Dengan membaca Al-Qur’an walau satu huruf saja sudah mendapatkan pahala, apalagi menghafalnya. KH.Yusuf Mansur terdorong untuk mewujudkan harapan
DaarulQur’an mendirikan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an di berbagai daerah di Indonesia. Lembaga ini juga mendirikan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Program Khusus yang gratis untuk anak-anak yang berprestasi dan kurang mampu. Salam, Wilayah bandung ada cabangnya gak pesantren ini? Balas Hapus. Balasan. Balas. Unknown 14 Juni 2018 02
Keterbatasankitab Al-quran cukup dirasakan para santri di Pondok Pesantren Nurul Falah di Desa Sumbermulya, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus. para santri kerap harus bergantian untuk menggunakan alquran yang ada. Karena beberapa alquran sudah kurang layak digunakan akibat temakan usia. Melihat kondisi tersebut Rumah Yatim
77ik. Peletakan batu pertama Pesantren Tahfidz Daarul Quran Bandung. JAKARTA - Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung bersama PPPA Daarul Qur’an Bandung melaksanakan peletakan batu pertama sebagai simbolis pembangunan Masjid Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung di Ujung Berung, Kota Bandung, pada Ahad 23/5. Acara dihadiri oleh KH. Ahmad Jamil selaku pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an, Ustadz Anwar Sani selaku pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf Daarul Qur’an, KH. Khairurrozi selaku pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung, Tri Ratnasari selaku Kepala Cabang PPPA Daarul Qur’an Bandung, Budi Harta Winata selaku donatur, Budi Fadillah selaku donatur, para tamu undangan, santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung, dan sejumlah wali santri. “Dalam hidup kita harus punya impian yang besar, dan Bandung adalah salah satu yang harus segera dibangun sebagai penyempurna dream dan trek yakni action. Mudah-mudahan kita bisa menikmati kesempatan berjuang dalam membangun pesantren, karena tidak semua bisa menyaksikan proses terbangunnya suatu pesantren. Ini akan menjadi amalan yang berjamaah yang akan menjadi pahala yang berjamaah pula,” kata pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an, Ustadz Anwar Sani Dalam pelaksanaan acara peletakan batu pertama ini telah terkumpul dana wakaf sebesar Rp 168 Juta dari para pengurus Daarul Qur’an dan para donatur untuk pembangunan masjid Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung. Harapannya proses pembangunan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung berjalan dengan lancar dan kelak melahirkan para generasi hebat penghafal Qur’an.
TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG - Pengurus Pondok Pesantren Mamba'ul Quran di Musi Banyuasin Muba mendesak agar polisi mengusut tuntas kasus teror yang terjadi di ponpes yang diduga pelakunya adalah oknum preman. Teror yang dilakukan oknum preman ini berupa pengeroyokan dan intimidasi terhadap ustad sebagai tenaga pengajar dan pengelola ponpes yang beralamat di Desa Kali Berau Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Muba Bentuk teror lainnya adalah pelemparan bangunan pondok pesantren. Kasus pengeroyokan oleh sejumlah oknum preman ini telah dilaporkan ke polisi. Karena merasa terancam jiwanya hingga saat ini sejumlah Ustad belum berani kembali ke Ponpes. Para ustadz ramai-ramai meninggalkan pondok pesantren yang telah mereka besarkan untuk mencari perlindungan. Baca juga Sahena Warga Musi Rawas Tenggelam di Sungai Musi Ditemukan, Jasad Mengapung 1 Km Dari TKP Awal Hal ini diungkapkan Ketua Yayasan Ponpes Mamba'ul Quran Ust Abdul Azis, yang berharap proses hukum yang telah di Polda Sumsel 22 Mei nanti, bisa mengungkap aktor intelektual yang mendalangi teror warga ke ponpes tempatnya ngajar. "Inginnya kita, masalah ini segera selesai dan disana ponpes kembali aman. Serta pihak kepolisian bisa mengungkap aktor-aktor intekektual yang mendalangi teror intimidasi selama ini, " kata Ust Abdul Azis didamping pengurus ponpes lainnya Ust Azhari dan Ust Sudarwanto saat di Lembaga Bantuan Hukum LBH Hati Nurani Rakyat Hanura di Palembang, Sabtu 10/6/2023. Menurut Azis dirinya sendiri hampir sepekan dirawat di salah satu rumah sakit di Palembang karena mengalami penganiayaan, dan dirinya sudah lebih sebulan belum berani untuk pulang ke ponpes. Mengingat intimidasi orang tak dikenal masih sering dilakukan. "Kemarin pada 3 Juni laporan dari pengurus Ponpes lain, terdapat intimidasi dengan dilempar batu orang tak dikenal, rumah digedor, Kyai Agus Suntoro ikut diteror. Jadi kita berharap teror tidak ada lagi, dan kepala desa bisa membela dan tegas, dimana dari laporan ia takut dianggap memihak karena kades baru tidak ada pengalaman, " paparnya, seraya katering untuk perusahaan di desa tersebut sejak adanya pengeroyokan sudah dikembalikan ke BUM Desa BUMDes. Diungkapkan Azis, saat ini proses belajar dan kegiatan lainnya di Ponpes Mamba'ul Quran banyak terhenti, karena masih adanya ketakutan dari pengurus, khususnya saat kegiatan pengajian pada malam hari. "Proses belajar pastinya belum berjalan seperti biasa khususnya kegiatan malam hari, tapi kalau sekolah anak TK masih tetap berjalan karena dilaksanakan siang hari, sehingga bisa dikatakan ponpes saat ini hampir bubar, " tandasnya. Pihaknya juga berharap rekannya yang ditahan pihak Polres Muba bisa menjalani proses hukum secara adil. Sementara Kuasa hukum Ponpes Mamba'ul Quran dari LBH Hanura Sumsel Yeperson SH MH berharap, proses hukum terkait kliennya bisa segera mendapatkan kepastian, terkhusus soal dalam pengeroyokan dan teror selama ini, sehingga semua berjalan normal kembali. "Kita inginnya proses hukum ditindaklanjuti, terkhusus para terduga Ca sama H cs, yang selama ini belum diminta keterangan dan kita ingin imbang. Apalagi Widyanto pengurus Ponpes Mamba'ul Quran sudah bertanggung jawab ditahan dan mereka juga harus bertanggung jawabkan perbuatannya selama ini, " harap Yeperson.
ponpes tahfidz quran di bandung